1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Ibnu Abbas R.A berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Lailatul qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya matahari terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)
2. Cahaya mentari lemah, cerah tidak terik pada keesokan harinya
Dari Ubay bin Ka’ab RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar ” (HR Muslim)
(1). Di pagi harinya, matahari terbit tidak memancarkan cahaya yang terik
, Rasulullah SAW bersabda:
Ertinya: “Matahari terbit pada harinya tidak mempunyai sinar”. Hadits riwayat Muslim, no. 1762.
(2). Malam yang cerah, tidak panas tidak juga dingin, Rasulullah SAW bersabda:
Ertinya: “Sesungguhnya aku diperlihatkan lalilatul Qadar kemudian dilupakan dariku dan ia ada di sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan) dan ia adalah malam yang baik dan cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan di dalamnya ada bulan purnama yang menerangi bintang-bintang, syaitan-syaitan tidak keluar sampai terbit fajar”. HR. Ibnu Khuzaimah, 3/330 dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam shahih Ibnu Khuzaimah, 3/330.
Ertinya: “Lailatul Qadar tidak panas tidak juga dingin matahari pagi harinya bersinar lemah kemerah-merahan”. HR. Ibnu Khuzaimah, 3/332 dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahih al-Jami’, no. 5351.
3. Malam yang terang, tidak panas, tidak sejuk, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor kepada syaitan)
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya tanda lailatul qadar bahwasanya adalah malam yang bersih cerah, seakan-akan di dalamnya bulan terang tenang, tidak panas tidak juga dingin, dan tidak boleh bintang dijatuhkan di dalamnya sampai pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah matahari pagi harinya terbit sejajar tidak mempunyai sinar seperti bulan pada malam purnama dan tidak halal bagi syaitan untuk keluar bersamaan dengannya pada malam itu”. HR. Ahmad, no. 22765.
Hendaknya memperbanyak membaca doa pada Lailatul Qadar:
Hal ini berdasarkan sebuah riwayat dari Aisyah RA beliau bertanya kepada Rasulullah SAW:
“Wahai Rasulullah, jika aku mahu berjumpa akan lailatul qadar, apakah yang aku baca?”, beliau bersabda: “Hendaknya kamu mengucapkan:
Ertinya: “Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf (dari kesalahan), mencintai maaf, maka maafkanlah aku (dari kesalahan-kesalahanku)”. HR Ibnu Majah, no. 3982.
4. Orang yang beribadat pada malam tersebut merasakan lazatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Allah tidak seperti malam-malam lainnya.
Formula Malam Lailatul Qadar :-
Menurut Formula Malam Lailatul Qadar oleh Imam Ghazali
Jika Awal Ramadhan (1 Ramadhan) jatuh pada hari :
[1] Ahad @ Rabu – Malam Lailatul Qadar dijangka berlaku pada malam ke-29 Ramadhan;
[2] Isnin – Malam Lailatul Qadar dijangka berlaku pada malam ke-21 Ramadhan;
[3] Selasa @Jumaat – Malam Lailatul Qadar dijangka berlaku pada malam ke-27 Ramadhan;
[4] Khamis – Malam Lailatul Qadar dijangka berlaku pada malam ke-25
[5] Sabtu – Malam Lailatul Qadar dijangka berlaku pada malam ke-23
Wallahulam bissawab… Marilah kita merebutlah 10 malam terakhir ramadhan.. Jangan lupa rujuk Tips Pasti Berjumpa Malam Lailatul Qadar. Sesungguhnya belum tentu ada untuk kita ramadhan yang akan datang.